PPDB Online di Masa Pandemi Covid-19
Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di masa pandemi Covid-19 terasa unik. Karena dilaksanakan terkesan tanpa persiapan matang, tanpa mempertimbangkan kondisi sosial-ekonomi yang mendera masyarakat, khususnya rakyat kecil.
Setidaknya ada beberapa alasan kenapa masyarakat tidak simpati dengan PPDB di tahun ini dan mereka juga kebanyakan tidak setuju dengan tahun ajaran baru dimulai Juli 2020. Diantaranya, Orang tua terkendala ekonomi karena terdampak Covid-19. Belum lagi terkendala administrasi yang cukup menguras energi.
Khawatir terpapar covid karena pandemi belum usai. Ini dihawatirkan oleh orang tua karena anak-anaknya berpeluang besar terpapar covid-19. Banyak sekolah yang belum siap menerapkan protokol covid-19 karena keterbatasan sarana dan juga sumber daya
Alasan selanjutnya, pembelajaran online berjalan tidak optimal. Selama pandemi, pembelajaran dilakukan di rumah dengan menggunakan cara online. Ini berjalan tidak begitu efektif, karena keterbatasan sarana dan juga akses.
Kemudian, PPDB online tidak akan berjalan efektif. Pada situasi normal saja, seperti pada tahun- sebelumnya, PPDB online menuai banyak masalah, apalagi sekarang situasi pandemi, tentu sangat tidak efektif.
Berikut kami sajikan pendapat masyarakat terkait pelaksanaan PPDB Online di masa Pandemi. Tetapi mereka meminta kami, untuk merahasiakan nama dan pekerjaan mereka. Berikut pernyataan masyarakat tentang PPDB tahun 2020.
“PPDB online tahun ini terjadi beberapa kali perubahan jadwal. Masyarakat mulai resah dengan kartu keluarga (KK) yang tidak bisa disinkronkan. Pencantuman alamat tempat tinggal yang tidak sesuai antara data di Disdukcapil dengan data yang ada di Panitia PPDB”
“PPDB di era pandemi kurang matang dalam hal pengaturan waktunya, kenapa pra pendaftaran dilakukan tanggal 8 s.d 15 Juni. Di tanggal tersebut, guru itu sedang sibuk-sibuknya ngurus nilai dan raport yang harus dibagikan tanggal 19 s.d 20 Juni 2020. Idealnya pra pendaftaran tanggal 22 s.d 30 Juni 2020.”
“Persiapan kurang matang, terlalu banyak syarat yang di upload kondisi jelas-jelas darurat, akhirnya emak-amak awam kelimpungan, hmmmm ooohh pak mas menteri Help please !!!! Make it easy and simple "Karunyaaakk to emak-emak Nu GAP TEK”
“Kalau untuk di daerah PPDB jadi bingung, nggak bisa pake onlen, Ga tau diawal tahun ajaran baru ada siswanya atau engga! Kita lihat saja nanti pas sekolah diizinkan masuk! Lebih sepi dari tahun lalu karena online tapi yang daftar banyak.”
“Seueur nu era bapa, buktosna nutupan raray ku masker. Kasian juga buat yang awam IT. Semerawut. Ruwet-ruwet”
“Banyak permasalahan yang terulang seperti tahun lalu, kebetulan sekolah saya dipakai untuk pengaduan masalah dari orang tua, jadi tahu semua kekacauannya. Kasian orang tua di suruh ke Capil, suruh ke Kecamatan, suruh ke Disdik lagi. Kalo orang Timur deket, yang dari Perbatasan Bogor kasihan. Ada yang bolak balik 3 hari, datanya ga kebaca juga, pokona mah kitu bae lah.”
“Idealnya secara sistem, data peserta akan muncul, mulai dari data penduduk yang diambil dari Disdukcapil, nilai sampai prestasi yang dimiliki calon siswa sudah terintegrasi dari E-Raport dan aplikasi Sang Juara bagi siswa berprestasi, data lingkungan, serta data siswa kurang mampu atau miskin juga sudah masuk ke database PPDB”.
Pelaksanaan PPDB Online perlu dikaji ulang dan perlu adanya integritas dan sinergitas dari beberapa lembaga yang terkait di dalamnya supaya pada waktunya kegiatan penerimaan peserta didik yang akan datang tidak menimbulkan polemik dan dilema di masyarakat.
Mudah-mudahan PPDB tahun depan, akan semakin baik dan semakin menjamin keterbukaan dan keadilan. Bigitu juga keabsahan data semakin baik. Sehingga orang tua dan masyarakat tidak terlalu direpotkan dengan jadwal dan peraturan jadwal yang berubah-ubah. Semoga….
Bekasi, 18 Juni 2020
Yan Supyanto
Komentar
Posting Komentar