Nasib Sekolah Swasta di Tengah Pandemi

Pandemi Corona telah meluluhlantahkan semua tatanan kehidupan. Tidak terkecuali dunia pendidikan. Dunia pendidikan yang paling terdampak dialami oleh sekolah-sekolah swasta..
Penyebaran wabah Covid-19 memberikan efek domino bagi pengelolaan sekolah swasta. Pertama, Covid-19 memaksa lembaga-lembaga pendidikan swasta, untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring.
Kondisi tersebut membuat sekolah harus menyediakan berbagai perangkat pembelajaran online seperti bandwith internet dalam jumlah besar, e-book, video, hingga aplikasi diskusi online berbayar.
Berbagai perangkat belajar jarak jauh ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga manajemen sekolah terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk penyelenggaraannya.
Dampak kedua, adalah keterlambatan pembayaran SPP dari para orang tua siswa. Kondisi ini terjadi karena wabah Covid-19 banyak memberikan pukulan di bidang ekonomi sehingga banyak orang tua siswa yang kesulitan mengalokasikan anggaran untuk biaya sekolah anak mereka. Padahal, selama ini sumber pemasukan utama sekolah swasta itu dari biaya SPP para siswa.
Keterlambatan pembayaran SPP dari orang tua siswa memberikan dampak lanjutan seperti keterlambatan gaji guru dan karyawan hingga minimnya dana kegiatan operasional lainnya.
Selain itu,  orang tua siswa yang sudah membayar, juga menuntut sekolah untuk mengembalikan semua SPP yang sudah dibayarkan. Orang tua beralasan karena selama pandemi sekolah tidak menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.
Kondisi tersebut memperparah keadaan termasuk kondisi para guru dan karyawan. Salah satu guru swasta mengaku sudah tak terima gaji sejak 3 bulan. Padahal ia mesti tetap melakukan kegiatan belajar mengajar jarak jauh dengan siswa.
Salah seorang kepala sekolah swasta, juga menuturkan bahwa banyak juga siswa yang menunggak SPP sampai berbulan-bulan. Kondisi ini diperparah dengan situasi pandemi yang tidak ada pertemuan tatap muka.
Ini menimbulkan dilematis, disatu sisi sekolah merasa kasihan terhadap kondisi ekonomi yang dialami oleh orang tua. Disisi lain sekolah membutuhkan biaya operasional seperti biasanya, bahkan membutuhkan dana lebih.
Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Dudung Nurullah Koswara dalam kegiatan webinarnya mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merumuskan skema bantuan untuk sekolah-sekolah swasta yang mengalami kesulitan finansial selama wabah Covid-19.
Kalau pemerintah tidak memberikan interversi finansial terhadap sekolah yang terdampak pandemi ini, dikhawatirkan banyak sekolah yang gulung tikar. Terutama bagi sekolah-sekolah swasta kecil dengan jumlah murid yang relatif sedikit.
Pembina PB PGRI Prof. Eko Indrajit dalam webinar yang diselenggarakan oleh APKS PGRI memberikan solusi diantaranya:  Pertama, Bagi sekolah swasta di tengah pandemi harus ada terobosan dan ide kreatif.
Kepala sekolah harus berperan sebagai leader bukan menjadi follower. Kalau kepala sekolah menjadi leader, akan tumbuh inovasi dan kreasi dalam mencari solusi. Meyakinkan orang tua, bahwa sekolah mempunyai strategi yang realistis bukan yang idealis.
Kedua, Sekolah harus menghilangkan rasa egosentrisnya. Sekolah yang satu harus bekerjasama dengan sekolah yang lain, saling bahu membahu dan bergotong royong dalam menciptakan pola pembelajaran. Berbagi dalam kebersamaan untuk saling membelajarkan dengan sekolah yang berdekatan.
Hal tersebut dimaksudkan, supaya anggaran bisa efektif dan efesien. Masalah covid-19 adalah harus menjadi masalah bersama. Musuh sesungguhnya saat ini bukan sekolah-sekolah yang ada di sekitar. Tapi musuh sesungguhnya saat ini adalah Covid-19.
Ketiga, sekolah harus fokus kepada penyelamatan kualitas layanan dan yakinkan bahwa sekolah mempunyai solusi terbaik dalam menyelesaikan pandemi ini. Karena kalau sekolah ragu, apalagi tidak melakukan apa-apa maka resikonya adalah semakin fatal. Orang tua hanya memiliki dua pilihan, yaitu pindah sekolah ke sekolah lain atau tidak bayar SPP.
Situasi ini adalah pilihan tersulit, tapi kuncinya dengan bekerja sama, kolaboratif, dan mencari terobosan sehingga managemen efektif menjadi tercipta. Semoga.
 Bekasi, 9 Juni 2020

Yan Supyanto



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadwal Masuk Sekolah dari Kemendikbud Sudah Keluar, Simak Panduan Pola Hidup Baru untuk Cegah Corona

Uji Kompetensi Asesor dari Kebun Sawit

Akreditasi Sekolah di Era Pandemi Covid-19