Dengan Korona Pengetahuan Kita Bertambah
Semenjak Virus Corona (covid-19) mewabah, kita akrab dengan namanya alat pelindung diri (APD). APD adalah seperangkat perlengkapan yang berfungsi untuk melindungi penggunanya dari bahaya atau gangguan kesehatan tertentu, misalnya infeksi virus atau bakteri. Bila digunakan dengan benar, APD mampu menghalangi masuknya virus atau bakteri ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, mata, atau kulit.
Fungsi APD yang ideal untuk mencegah dan melindungi tubuh dari paparan virus memiliki kriteria tertentu, yakni:
- Mampu melindungi tubuh dari percikan dahak yang mengandung virus
- Tidak mudah rusak
- Ringan dan tidak membatasi gerak atau menimbulkan rasa tidak nyaman
- Mudah dibersihkan
Berikut ini adalah beberapa jenis APD yang umumnya digunakan:
1. Masker
Masker bedah merupakan masker penutup wajah yang terbuat dari bahan bahan yang digunakan sekali pakai atau bisa dipakai berulang-ulang. Masker ini dinilai efektif untuk mencegah masuknya virus. Corona melalui mulut atau hidung, ketika ada percikan ludah penderita COVID-19 saat ia batuk, bersin, atau bicara.
Masker yang lebih efektif untuk mencegah virus Corona adalah masker N95. Masker ini terbuat dari bahan polyurethane dan polypropylene yang mampu menyaring hampir 95% partikel berukuran kecil. Masker N95 memiliki bentuk yang dapat menutup area mulut dan hidung dengan lebih rapat, bila ukurannya sesuai.
Namun, perlu Anda ketahui bahwa masker N95 hanya diperuntukkan bagi tenaga medis yang sedang menangani pasien dengan penyakit menular tertentu, termasuk pasien COVID-19.
Untuk mengurangi risiko penularan dan mencegah penularan kepada orang lain, pemerintah menyarankan masyarakat yang bukan tenaga medis untuk menggunakan masker kain
2. Pelindung Mata
Pelindung mata atau google terbuat dari bahan plastik transparan yang berfungsi untuk melindungi mata dari paparan virus yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui mata. Alat pelindung ini harus pas menutupi area mata, serta tidak mudah berkabut atau mengganggu penglihatan.
3. Pelindung Wajah
Sama halnya dengan pelindung mata, pelindung wajah juga terbuat dari bahan plastik jernih dan transparan. Jenis APD ini dapat menutupi seluruh area wajah, mulai dari dahi hingga dagu.
Bersama masker dan pelindung mata, pelindung wajah mampu melindungi area wajah dari percikan air liur atau dahak saat pasien COVID-19 batuk atau bersin.
4. Gaun Medis
Gaun medis digunakan untuk melindungi lengan dan area tubuh dari paparan virus selama tenaga medis melakukan prosedur penanganan dan perawatan pasien.
Berdasarkan penggunaannya, terdapat dua jenis gaun medis, yaitu gaun sekali pakai dan gaun yang bisa dipakai ulang. Gaun sekali pakai adalah gaun yang dirancang untuk dibuang setelah satu kali pakai. Jenis gaun ini terbuat dari bahan serat sintetis, seperti polypropylene, poliester, dan polyethylene, yang dikombinasikan dengan plastik.
Sedangkan gaun yang bisa dipakai ulang adalah gaun yang dapat digunakan lagi setelah dicuci atau dibersihkan. Pemakaiannya bisa hingga maksimal 50 kali, selama gaun tidak robek atau rusak. Gaun ini terbuat dari bahan katun atau poliester, atau kombinasi keduanya.
Gaun medis juga perlu dilengkapi dengan celemek atau apron untuk melapisi bagian luar gaun. Apron tersebut umumnya terbuat dari plastik yang tahan terhadapdisinfektan.
5. Sarung Tangan Medis
Sarung tangan digunakan untuk melindungi tangan para petugas medis dari cairan tubuh pasien selama merawat pasien COVID-19. Sarung tangan ini idealnya tidak mudah sobek, aman digunakan, dan ukurannya pas di tangan.
Sarung tangan yang sesuai standar penanganan COVID-19 harus terbuat bahan lateks atau karet, polyvynil chloride (PVC), nitrile, dan polyurethane.
![]() |
Add caption |
6. Penutup Kepala
Penutup kepala berfungsi untuk melindungi kepala dan rambut para petugas medis dari percikan air liur atau dahak pasien selama mereka merawat atau memeriksa pasien. Penutup kepala harus terbuat dari bahan yang dapat menahan cairan, tidak mudah robek, dan ukurannya pas di kepala. Jenis APD ini umumnya bersifat sekali pakai.
7. Sepatu Pelindung
Sepatu pelindung digunakan untuk melindungi bagian kaki petugas medis dari paparan cairan tubuh pasien COVID-19. Sepatu pelindung umumnya terbuat dari karet atau kain yang tahan air dan harus menutup seluruh kaki hingga betis.
Selain Alat Pelindung Diri, Kita juga mulai akrab dengan berbagai alat dan bahan yang sering digunakan selama korona ini mewabah dinataranya:
1. Termometer Tembak
Thermometer tembak atau thermometer digital infrared Non Contact, adalah alat yang bisa digunakan untuk mengukur suhu badan. Bisa digunakan dalam jarak 1cm-15cm, bisa mengukur suhu badan dengan range 32C-42.9C, objek 0C-100C, ada fitur suara, ada sinar infrared, menggunakan bateray AA sebanyak 2 pcs (include dalam paket), bisa menggunakan satuan derajat celcius dan fahrenheit. Otomatis mati sendiri setelah digunakan setelah beberapa detik. Dan bisa digunakan ditelinga atau kepala untuk pengkuran suhu badan.
2. Cairan Disinfektan
Belakangan ini penggunaan cairan disinfektan marak lantaran disebut dapat membunuh virus corona. Kendati demikian, WHO melarang cairan disinfektan ini digunakan dengan cara menyemprotkan pada tubuh.
Peneliti bidang kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Joddy Arya Laksmono menjelaskan penggunaan disinfektan tidak boleh sembarangan. Salah satu bahan yang sering digunakan untuk campuran.
3. Penyanitasi Tangan (Hand Sanitizer)
Penyanitasi tangan (bahasa Inggris: hand sanitizer) adalah cairan atau gel yang umumnya digunakan untuk mengurangi patogen pada tangan. Pemakaian penyanitasi tangan berbasis alkohol lebih disukai daripada mencuci tangan menggunakan sabun dan air pada berbagai situasi di tempat pelayanan kesehatan. Penyanitasi tangan umumnya lebih efektif membunuh mikroorganisme dan lebih ditoleransi oleh tangan dibandingkan sabun dan air. Walaupun demikian, mencuci tangan harus tetap dilakukan jika kontaminasi dapat terlihat atau setelah menggunakan toilet.
Penyanitasi tangan berbasis nonalkohol tidak direkomendasikan untuk digunakan secara umum. Di luar tempat layanan kesehatan, keefektifan penggunaan penyanitasi tangan sebagai pengganti cuci tangan tidak didukung oleh bukti yang baik. Penyanitasi tangan tersedia dalam bentuk cairan, gel, dan busa.
4. Vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan fungsi berbagai enzim dengan menjaga ion logam dalam tubuh. Vitamin C juga bertindak sebagai antioksidan yang dapat mencegah kerusakan jaringan dan suplemen anti inflamasi (peradangan) saat tubuh melawan infeksi. Studi membuktikan, suplemen vitamin C efektif mengantisipasi infeksi saluran pernapasan pada tentara, anak-anak, dan orang lanjut usia di AS, Uni Soviet, Inggris, dan Jepang.
Studi lain juga membuktikan efektivitas suplemen vitamin C juga dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit dan kebutuhan penggunaan ventilator pada pasien komplikasi, luka bakar, infeksi paru-paru, dan penyakit jantung. Dosis suplemen vitamin C yang diberikan pada pasien penyakit berat tersebut bervariasi mulai 1 gram per hari.
5. Partisi Pembatas Ojol
Ojek daring bakal mengunakan partisi pembatas antara pengemudi dan penumpang sebagai langkah menerapkan protokol kesehatan setelah diizinkan mengangkut penumpang nantinya. Sekat tersebut dimaksudkan untuk mengurangi kontak fisik saat berada di atas kendaraan, sehingga bisa meminimalkan terjadinya penularan Covid-19. Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menjelaskan, pihaknya telah menyediakan partisi pembatas tersebut untuk dibagikan kepada mitra pengemudi.
Memperoleh wawasan dan pengetahuan pencegahan dampak Covid 19, tulisan ini bermanfaat.
BalasHapus