Siap-Siap Sekolah Membuat Strategi New Normal


Menyikapi beredarkan informasi tentang dimulainya tahun ajaran baru pada bulan Juli 2020 menjadi pro dan kontra. Mengapa demikian? Karena masih banyak pakar yang memprediksi bahwa virus corona di Indonesia belum berakhir. Tetapi disisi lain banyak pihak yang ingin segera menjalani pola hidup normal.

Hemat saya, berhati-hatilah dalam mengambil keputusan jauh lebih arif dan bijaksana. Dibandingkan dengan terburu-buru tetapi data pendukung menuju kearah sana masih frematur. Yang saya khawatirkan adalah munculnya cluster-cluster baru yang ditimbulkan dari lingkungan sekolah. 

Tetapi kalau membaca sikap dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim masih wait and see. Beliau menegaskan keputusan pembukaan kembali sekolah akan didasarkan pada pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan

Pernyataan ini disampaikan Mendikbud dalam Rapat Kerja secara telekonferensi dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia ( DPR RI), di Jakarta, Rabu (20/5/2020)

"Harus diketahui bahwa Kemendikbud sudah siap dengan semua skenario. Kami sudah ada berbagai macam. Tapi tentunya keputusan itu ada di dalam Gugus Tugas, bukan Kemendikbud sendiri," ujar Nadiem menegaskan

Dikutip dari rilis resmi Kemendikbud, Mendikbud Nadiem menyampaikan, "Jadi, kami yang akan mengeksekusi dan mengoordinasikan."

Nadiem menjelaskan ada banyak faktor menjadi pertimbangan pembukaan kembali sekolah pascakebijakan belajar dari rumah sebagai bagian dari PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) guna menahan laju perluasan pandemi Covid-19

"Tapi keputusan kapan, dengan format apa, dan seperti apa, karena ini melibatkan faktor kesehatan, bukan hanya pendidikan, itu masih di Gugus Tugas," tambahnya

Terkait adanya berbagai kabar beredar di masyarakat bahwa Kemendikbud akan membuka sekolah pada awal tahun ajaran baru di bulan Juli secara tegas disampaikan Mendikbud Nadiem tidak benar

Terlepas itu bulan Juli atau Desember, ada yang jauh lebih penting yang harus dipikirkan oleh pengelola pendidikan. Yaitu pola dan strategi yang bagaimana yang harus menjadi solusi dalam proses pembelajaran di sekokah.  Sehingga mengurangi penyebaran covid-19 tersebut.

Hal ini yang tidak mudah karena Indonesia itu luas. Begitu juga karakteristik sekolah juga bermacam-macam. Begitu juga pola kehidupan masyarakat yang heterogen.

Karena itu pendekatan yang bersahabat dengan lingkungan yang harus menjadi pilihan. Kemendikbud memberikan rambu-rambunya secara jelas. Setiap sekolah harus memiliki strategi yang disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing tetapi tetap mematuhi protokol kesehatan.

Apa yang harus diatur oleh sekolah? Mulai dari penerimaan anak di pintu gerbang sekolah.  Proses pembelajaran di kelas.  Pola interaksi antar siswa. Waktu istirahat dan bermain siswa. Sistem pulangnya anak dan lain-lain.  Hal ini kelihatan sederhana, tetapi ini perlu penanganan yang  serius.

Saya khawatir, kalau tidak ada pengaturan dan pengawasan yang ektra tentang kegiatan anak di sekolah. Nantinya virus akan dibawa anak-anak ke rumah masing-masing. Inilah yang tidak kita harapkan.

Karena itu setiap sekolah harus siap-siap mengatur strategi implementasi pola pembelajaran di sekolah yang memadai. Sehingga proses pembelajaran di sekolah bisa berlangsung efektif dan penyebaran  virus covid-19 teratasi.

Semoga Covid-19 cepat hilang dari bumi pertiwi.
  
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul NEW NORMAL, Pelajar Kembali ke Sekolah Juli? Menteri Nadiem Jelaskan Skenario Serius, Semua Siap.




  


Komentar

  1. Semoga pandemi segera berakhir, dan sekolah segera dimulai.. merindukan anak didik sangat

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadwal Masuk Sekolah dari Kemendikbud Sudah Keluar, Simak Panduan Pola Hidup Baru untuk Cegah Corona

Pertama

KETIKA MASA DEPAN ADALAH SEKARANG