PERAN PENGAWAS SEKOLAH DALAM MASA PANDEMI COVID-19


Di dunia pendidikan “Pengawas Sekolah” sudah sangat familier dikenal mulai oleh masyarakat awam ataupun masyarakat yang memang berkecimpung dalam dunia pendidikan.  Salah satu tugas pengawas adalah melakukan pengawasan atau supervisi dalam pembelajaran. Dengan harapan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengawas sekolah mempunyai kewajiban menjamin mutu pendidikan di sekolah binaannya, agar kualitas pendidikan berjalan sesuai dengan rolenya. Lalu bagaimana tugas pengawas selama masa pandemi Coronavirus Disease (Covid-19)?

Sejak Mendikbud mengeluarkan Surat Edaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 agar seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah menggunakan metoda daring (dalam jaringan) alias online sebagai upaya pencegahan terhadap perkembangan dan penyebaran Coronavirus disease (Covid-19). Saya selaku pengawas sekolah mencoba menggunakan aplikasi Google Drive untuk memantau dan menjamin ketelaksanaan kelas online yang dilakukan oleh guru-guru di Gugus I dan IV Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi. Apakah yang Anda ketahui tentang Google Drive?

Ya, Google Drive merupakan layanan penyimpanan online (cloud) milik Google yang telah diluncurkan sejak April 2012 yang lalu. Google Drive memudahkan pengguna untuk menyimpan file melalui internet, sehingga dokumen Anda tidak akan hilang selama Anda mengetahui email dan password Anda. Anda juga bisa menyimpan link, anda tidak perlu copy kemudian paste link penting yang akan dibutuhkan di kemudian hari. Anda hanya perlu menghubungkan Google Drive Anda dengan ekstensi browser Chrome Anda, yaitu 'Save to Google Drive'. Ekstensi ini bisa Anda dapatkan di webstore milik Chrome. Inilah Link yang digunakan untuk menyimpan kumpulan tugas guru kepada peserta didiknya dengan alamat: http://bit.ly/2wbIXoI.

Setiap hari saya lihat dan monitor, bagaimana dengan reaksi guru terhadap aplikasi yang diterapkan? Bisa dilihat bagaimana gagapnya para guru kita, tetapi dengan arahan dan bantuan, lambat laun mulai teratasi. Tetapi persoalan lain muncul karena dalam konten tugas yang diberikan, siswa kebingungan menghadapi tumpukan tugas yang aneh-aneh dari para pendidik yang sedang gagap tersebut. Guru, lebih menekankan pada penyelesaian tugas. Mereka lebih memperlihatkan tugas-tugas yang berupa pengetahuan level rendah seperti menjawab kumpulan soal yang menanyakan apa, dimana, kapan  siapa dan sejenisnya yang harus disetor melalui WA Group.

Saya memberikan arahan, Pertama yang bisa dilakukan, atau mungkin disarankan untuk dilakukan, adalah membuka kembali silabus. Melihat kembali silabus, dilakukan sebagai upaya melihat materi apa saja yang kiranya lebih diprioritaskan untuk menjadi bahan ajar dan dipelajari peserta didik. Guru bisa menentukan bobot pelajaran untuk kemudian dibuatkan metode apa yang paling pas untuk mengukur sejauh mana peserta didik mampu memahami apa yang telah disampaikan. Apakah sudah memenuhi standar, atau ada yang perlu diberikan pemahaman lebih khusus.

Kedua, mulailah mencari tahu dan memelajari teknologi apa yang cocok untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Memang, model pembelajaran seperti ini cukup asing dan mungkin saja banyak yang tidak terbiasa untuk melakukannya. Tapi percayalah, Anda tetap harus belajar menggunakannya, sekalipun dalam waktu beberapa bulan lagi Anda akan pensiun dari tugas Anda dalam mencerdaskan peserta didik Anda. Banyak teknologi belajar online yang sangat mudah digunakan. Mulai dari mengirim materi belajar, kemudian mengirim tugas sekolah, sampai pengajaran online lainnya. Untuk menentukan teknologi mana yang cocok, tentunya sesuai kebutuhan Anda. Seperti yang sudah disampaikan pada poin pertama, tentukan dulu prioritas, kemudian bobot pelajarannya, baru pilihlah teknologi belajar yang tepat.

Ketiga, jangan berikan terlalu banyak tugas untuk peserta didik Anda. Ingatlah, belajar di rumah ini adalah upaya kita semua untuk terjaga dan terhindar dari pandemi COVID-19. Anak-anak dirumahkan, agar mereka tidak rentang bersinggungan dengan orang-orang lain. Selain itu, penting juga untuk mereka menjaga kondisi badan dan kesehatan, seperti berolahraga, makan-makanan sehat, dan tentunya merilekskan pikiran. Akan jadi bahaya apabila peserta didik, kita biarkan sibuk dengan tugas-tugas dari pada pendidiknya di sekolah. Oleh karena itu, gunakanlah metode belajar yang efektif, menyenangkan, dan tentunya bisa dengan mudah dipahami.

Hasilnya di Gugus I dan IV Kecamatan Jatiasih yang kami bina luar biasa. Dari segi konten sekarang guru-guru dalam menyajikan pembelajaran jarak jauh sudah mengarah kepada peningkatan pembelajaran ranah afektif dan psikomotorik. Sehingga anak-anak kita enjoy melaksanakan pembelajaran tersebut. Dari segi teknis yang awalnya gagap teknologi sekarang mulai enjoy dengan pembelajaran jarak jauh, bahkan banyak guru kami yang bisa menyelesaikan tantangan ini.  Mereka banyak yang mengunakan macam-macam teknologi pembelajaran jarak jauh diantaranya:

1. Google Classroom
Siapa yang tidak bisa mengoperasikan google? Mesin pencari nomer 1 di dunia ini, setiap harinya pasti Anda gunakan untuk mencari jawaban tentang apa saja yang ingin Anda ketahui. Mesin pencari canggih ini, juga menyediakan sebuah teknologi yang bisa digunakan untuk belajar jarak jauh. Goggle Classroom mungkin cukup asing di telinga Anda, tetapi sangat mudah digunakannya. Gratis dan efektif. Anda dapat membuat kegiatan belajar mengajar menjadi lebih produktif, dengan menyederhanakan tugas, kemudian meningkatkan kolaborasi, dan menjaga komunikasi Anda dengan peserta didik. Anda dapat membuat kelas, memberikan tugas, mengirim masukan terhadap tugas yang dikerjakan, dan melihat langsung semuanya di satu tempat saja. Tentunya ini sangat memudahkan Anda. Apalagi, classroom juga terintegrasi secara lancar dengan fitur Google lainnya seperti Google Dokumen dan Drive.

2. Aplikasi Zoom Meeting.
Aplikasi Zoom muncul menjadi penolong disaat orang-orang diminta untuk bekerja dan belajar di rumah. Kenapa disebut sebagai penolong? Karena ia memiliki fitur konferensi video dengan jarak jauh, yang mana kita bisa melakukannya untuk meeting bersama tim kerja, dan juga untuk belajar. Nah, ini berguna banget untuk para Guru yang ingin berkomunikasi dengan banyak siswanya. Aplikasi ini gratis dan sangat mudah digunakan.

Oh ya, yang saya tekankan adalah satu hal yang perlu dijadikan catatan. Belajar itu harus menyenangkan dan tidak membuat peserta didik kebingungan, apalagi bikin penat pikiran. Oleh karena itu, tidak ada salahnya gunakan teknologi-teknologi belajar yang memang lengkap dan mengasyikkan. Sambil, sesekali berikan kuis-kuis seru, seperti sedang bermain. Tapi tetap mengasah otak dan pikiran. Baiklah teman-teman guru, jika ada yang punya ide dan saran tentang pembelajaran jarak jauh, bisa tulis di kolom komentar ya.

Kota Patriot,  3 Maret 2020
YanTas

Komentar

  1. Mantap pa haji selalu menjadi pelopor bagi kami semoga kita semua selalu diberikan kesehatan

    BalasHapus
  2. Luar biasa Pak Haji, inspiratif dan menjadi motivasi bagi saya, terima kasih Pak 🙏👍💪

    BalasHapus
  3. Mantap. . terima kasih Pa. Haji atas bimbingannya

    BalasHapus
  4. Terus menulis, tetap semangat

    BalasHapus
  5. Bapak pengawas yg Warbiasa....dapat memberikan pengalaman pembelajaran bagi para guru binaannya...goodluck pak haji.....Salut.....

    BalasHapus
  6. Terimakasih Pak Haji, sangat memotivasi saya.🙏

    BalasHapus
  7. Alhamdulillah, apa yang Bapak lakukan sayapun melakukannya. Inilah bentuk tanggungjawab moral dan tupoksi kita. WHF bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk pengawas sekolah. Pembinaan, pemantauan dan penilaian bisa dilakukan jarak jauh. Teknologi telah membantu semua sektor. Salam sukses ya pak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadwal Masuk Sekolah dari Kemendikbud Sudah Keluar, Simak Panduan Pola Hidup Baru untuk Cegah Corona

Pertama

KETIKA MASA DEPAN ADALAH SEKARANG