"Guru dan Covid-19"

Penyebaran   Corona   Virus   Disease    2019    (COVID-19) di Indonesia saat ini sudah semakin meningkat dan meluas lintas wilayah dan lintas negara yang diiringi dengan jumlah kasus dan/atau jumlah kematian. Peningkatan tersebut berdampak pada aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan  keamanan, serta kesejahteraan masyarakat di Indonesia, sehingga diperlukan percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-2019) dalam bentuk tindakan Pembatasan Sosial dalam rangka menekan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) semakin meluas. Tindakan tersebut meliputi pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah  yang  diduga  terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (COVID-2019)  termasuk pembatasan terhadap pergerakan orang  dan/atau  barang  untuk  satu  provinsi atau kabupaten/kota tertentu untuk mencegah penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-2019).
         Pembatasan tersebut paling sedikit dilakukan melalui peliburan kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum, termasuk dalam dunia pendidikan menerapkan Pendidikan Masa Darurat Covid-2019, dengan menerapkan Proses Belajar dari Rumah (PDR) yang diatur melalui Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 4 Tahun 2020, dengan ketentuan sebagai berikut: Pertama Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan; Kedua Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19;
Ketiga Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah; Keempat Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/ nilai kuantitatif.
         Belajar dari Rumah bagi guru merupakan tantangan dan sekaligus peluang tersendiri. Dikatakan tantangan karena seorang guru harus pandai merancang pembelajaran jarak jauh, yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Begitu juga guru harus pandai menggunakan media komunikasi/pembelajaran  yang akan dijadikan media dalam proses Belajar dari Rumah. Ini semua merupakan sebuah pekerjaan rumah yang tidak mudah, yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan oleh sebagian besar guru-guru.  Menjadi peluang, karena dengan adanya Belajar dari Rumah, guru-guru berkesempatan untuk belajat IT, memanfaatkan Teknologi Informasi secara bijak dan bermanfaat yang selama ini kadang abai terhadap keberadaan IT.  Dalam situasi seperti ini guru berpeluang  untuk belajar dan pandai menggunakan WA Group, Google Form, Zoom Cloud Meeting, Google Drive, Blog dan lain-lain.
            Berdasarkan pantauan yang saya lakukan sebagai Pengawas Sekolah di Gugus I dan IV Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi selama periode I yaitu 16 Maret sampai dengan 31 Maret 2020, banyak cerita yang ditemukan dari guru-guru kita selama mengikuti Pembelajaran dari Rumah, ada yang suka dan ada juga yang mengeluh.  Guru yang bercerita mengasyikkan, karena selain bisa mengajar anak didiknya, mereka bisa membimbing putra-putrinya di rumah. Mereka merasakan nikmat dan indahnya kebersamaan dalam keluarga, yang selama ini langka mereka dapatkan, kecuali hari libur. Tetapi ada juga yang mengeluhkan tentang: Pertama sebagian besar siswa  belum  memiliki hand phone android sehingga tidak memungkinkan bagi siswa tersebut untuk ikut belajar dari rumah: Kedua hand phone guru menjadi ngehang karena banyak kiriman foto/video dari siswa: Ketiga jaringan internet yang tidak stabil. Keempat mata cepat terasa lelah karena sering melihat hand phone untuk mengecek tugas siswa.
Pada umumnya  guru-guru bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan berbagai macam dinamika selama melaksanakan Pembelajaran dari Rumah periode pertama ini. Hal ini dibuktikan dengan laporan partisifasi dan keaktipan anak-anak dalam setiap sekolah kisaran 80% sampai dengan 100% dari 24 sekolah yang saya bina. Saran dan usul yang mereka  sampaikan untuk menghadapi Belajar dari Rumah periode kedua yaitu 1 s.d 14 Maret 2020 mendatang sebagai berikut: Pertama  meminta  subsidi kuota internet khusus belajar, yang kuotanya hanya bisa habis digunakan platform tertentu (misal: provider telkomsel memberikan kuota belajar untuk akses aplikasi ruang guru); Kedua  meminta ada  pelatihan terlebih dahulu kepada guru-guru untuk bisa memanfaatkan sarana dan aplikasi-aplikasi Pembelajaran Jarak-Jauh; Ketiga meminta adanya  kolaborasi yang lebih optimal antara orangtua, guru dan murid untuk berdaya belajar dalam menghadapi situasi pembelajaran darurat akibat wabah Corona virus Disease -19 (Covid-19). Semoga…..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jadwal Masuk Sekolah dari Kemendikbud Sudah Keluar, Simak Panduan Pola Hidup Baru untuk Cegah Corona

Pertama

KETIKA MASA DEPAN ADALAH SEKARANG